"DEKATI ALLAH MAKA HIDUPMU TENANG"
Semua keadaan jiwa kita hati kita perasaan-perasaan kita sudah lebih dulu bahkan pernah dirasakan oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam. Kalau Anda pernah gelisah, Nabi dulu pernah gelisah kalau anda bahagia nabi juga pernah bahagia kalau anda merasakan kekhawatiran Nabi dulu pernah khawatir dan miniatur kehidupan kita sudah dicontohkan dalam perjalanan kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam agar kita bisa belajar mengatasi problematika kehidupan.
Allahuakbar, kalau beliau tidak diutus oleh Allah kita tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan pemetaan kehidupan kita, hingga dengan saat ini. Bahkan satu ketika pernah beliau kemudian dalam masa yang telah panjang berdakwah kemudian ada wahyu yang jejak datangnya tidak seperti biasanya, biasanya datangnya cepat berganti hari turun wahyu, ganti pekan turun wahyu, ini beberapa masa wahyu belum turun, ada hikmah di balik itu. Teman-teman sekalian tiba-tiba beliau naik ke atas bukit wahyu belum turun juga pulang ke rumah belum turun juga sampai keadaan itu terlihat oleh kalangan Kafir Quraisy dan mereka berkata, “Lihatlah itu Muhammad sudah gila, dituduh gila” .
Jadi kalau anda cuma dituduh dengan hal-hal yang ringan, dituduh sholeh dan dituduh kemudian orang yang berubah, dituduh semakin beriman dan sebagainya barangkali itu lebih baik. Nabi dituduh gila anda bayangkan, “Itu Muhammad sudah gila, Muhammad sudah ditinggalkan oleh tuhannya, Muhammad sudah kehilangan pegangannya, Muhammad sudah tidak punya orientasi orangnya sedang gak jelas, bolak-balik tidak karuan naik ke atas bukit seakan-akan orang yang frustasi dan seterusnya”. Dikatakan seperti itu oleh Kafir Quraisy, tapi tahukah Anda apa yang terjadi setelah berbagai cacian, makian, tuduhan macam-macam, diterima oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Lantas tibalah masanya Allah menurunkan satu Surah bahkan disandingkan dengan yang lainnya, bersandinglah dua Surah ini secara bersamaan turun Surah ke-93 dan setelah itu turun Surah ke-94 nya. Terkait, berkelindan memberikan suatu harapan yang sangat panjang.
Keta Allah, “Wad-duha Wal-laili iza saja Ma wadda‘aka rabbuka wa ma qala Wa lal-akhiratu khairul laka minal-ula Wa lasaufa yu'tika rabbuka fa tarda Alam yajidka yatiman fa awa Wa wajadaka dallan fa hada Wa wajadaka a'ilan fa agna Fa ammal-yatima fala taqhar Wa ammas-sa'ila fala tanhar Wa amma bini‘mati rabbika fa haddis”.
Ya Nabi Muhammad SAW saya bersumpah dengan waktu dhuha, kalau kita baca dengan ilmu balaghoh nya itu bukan sekedar sumpah mengilustrasikan waktu dhuha, karena di ilmu Balaghah itu nanti ada tiga turunan ilmu ada disebut ilmu maaning, ilmu mencari kata-kata sehingga ungkapannya sesuai untuk disampaikan. Mana kata-kata yang tepat untuk disampaikan dalam konteks yang ingin dibicarakan itu maaning namanya.
Kemudian setelahnya ada ilmu Bayan, bagaimana mengemas kosakata yang bagus ini sehingga bisa disampaikan dengan jelas orang tidak bingung menerimanya paham maksudnya. Kemudian setelah itu kadang-kadang jelas kalimatnya tapi kedengarannya tidak indah. Lalu Ustad Adi mencontohkan “Woi rapatkan barisan, Woi apa belum paham juga rapatkan shaf”. Memang jelas tapi nggak ngenakin maka bagaimana caranya disampaikan dengan jelas tapi hati kita terasa nyaman, memuji terasa nyaman diserahkan kepada Allah tapi ada kebahagiaan disampaikan tidak terasa tergurui, diperintahkan serasa nya diberikan jalan untuk mendapatkan kebaikan.
Kemudian yang ketiga disebut dengan ilmu Ba’dia namanya ilmu menghiasi kalimat yang disampaikan sehingga terasa dengan nikmat turunan yang tiada majas, namanya mengambil sebuah kalimat yang untuk diposisikan pada kalimat yang nyaman disebut dengan kinayah turunannya.
Maka teman-teman kata Allah, Wad-duha diterjemahkan demi waktu dhuha bukan sekedar waktu dhuha, karena dhuha itu ada cahaya yang indah dirasakannya enak, antum keluar waktu dhuha kan enak tuh, berjemur kalau orang sunda mengatakan moyan gitu kan, datang bahkan sampai dianalisis ada vitamin D-nya bisa terasakan ya kemudian setelah itu ada kenikmatan enak suasananya, seakan-akan dunia milik sendiri yang lain numpang, Wkwkkww Ustad Adi dalam ceramahnya.
Baik jadi Wad-duha itu ingin bersumpah mengilustrasikan waktu kenyamanan yang telah dilalui kalau dalam bahasa tafsir yang luasnya saya bersumpah Mohammad demi segala kenikmatan yang pernah kau rasakan dalam hidupmu, seperti engkau merasakan cahaya dhuha itu, engkau pernah senang saya bersumpah dengan kesenanganmu, engkau pernah tenang saya bersumpah dengan ketenanganmu, engkau pernah nyaman saya bersumpah dengan kenyamanan yang pernah kau rasakan.
Wallaili idza shaja dan aku pun bersumpah demi gelapnya malam demikian terjemahannya. Bukan sekedar gelapnya malam saja itu sesuatu yang pekat.
Saya mau tanya pada Anda beraktivitasnya mudah atau sulit mudah enggak menemukan sendal anda di luar belum tentu menemukan jalan keluar pun belum tentu mudah anda mesti meraba-raba jalan, Anda mesti kemudian melihat sesuatu dengan pandangan mata hati anda raba-raba raba-raba sebagainya sampai menemukan jalan itupun belum tentu benar itulah yang disebut gelapnya malam saja pekat. Kadang-kadang ada orang yang menghadapi banyak kesulitan yang pekat, suasananya siang cuman karena masalahnya begitu pekat seakan-akan membuat diri dia gelap. Jalan susah limbung, itu kenapa gelap ya padahal terang…. Karena masalah meliputi dirinya seakan-akan dia diselimuti masalah yang galap, bimbang dia, makan nggak enak minum gak nyaman dan seterusnya. Biasanya makan ayam tenang ini dikasih yang lebih enak gak rasanya pahit.
Maka kalau kita ilustrasikan dalam suasana tadi Mohammad saya bersumpah engkau pernah hidup nyaman ataupun engkau mengalami masalah yang sangat pekat dalam kehidupan, kau alami sesuatu yang dahsyat sampai engkau bingung, bimbang, pekat, mereka menuduhmu dengan macam-macam.
Mawadaaka rabbuka wamaa qalaa saya pastikan kepadamu dalam keadaan nyamanmu seperti dulu ataupun engkau bimbang seperti sekarang Tuhanmu tidak akan pernah meninggalkanmu ataupun merugilah orang-orang yang dekat dengan Allah Subhanahu Watattaala maka Allah akan menjaganya baik dalam keadaan yang tenang dan nyaman ataupun dalam kesulitan yang luar biasa.
Walal akhirotu Khoirul laka Minal Ula nanti saya akan tunjukan kepadamu jika kamu telah tabah dan sabar menerima cacian mereka menerima tuduhan mereka enggak papa ini kan Muqaddimah masa kamu masih panjang kamu masih panjang dalam berdakwah, kehidupan kamu masih panjang membawa tugas dan misi, kalau kamu belum bersabar pada yang sekarang bagaimana dengan ini masa depan, tapi saya pastikan kepadamu jangankan yang seperti ini masalah pekat yang paling hebat pun dikabulkan. Hadapi yang membuat kamu sedemikian sulit lebih daripada ini yakinkan pada jiwamu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Ini prinsip dalam kehidupan kita jika anda menggantungkan hidup kepada Allah, anda bersandar dengan baik kepada Allah, maka ayat ini akan mengatakan teman-teman sekalian Allah tidak akan pernah meninggalkan anda dalam setiap kehidupannya, nanti, sekarang perjuangan. Kata Allah “Walal akhirotu Khoirul laka Minal Ula”, nanti saat kamu tiba di akhirat saya akan tunjukkan kepadamu ada yang lebih hebat yang tidak pernah kau rasakan sebelumnya saat di bumi tidak akan ada lagi kesulitan yang kamu hadapi, tidak akan ada lagi cacian yang kamu kemudian hadapi, tidak ada lagi kemudian tuduhan yang kemudian kamu rasakan. Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan sampai kamu puas.
Wa lasaufa yu'tika rabbuka fa tarda nanti kamu pengen apapun aku berikan kalau saufa masih ada jeda ya kalau bahasanya wayutika mungkin seketika, tapi ketika mengatakan saufa artinya bukan saat ini Muhammad sekarangpun aku berikan, tapi nanti yang di akhirat aku berikan sampai kamu merasa puas. Ayo minta apa saja hadir, hadir, hadir, hadir, yang paling indah.
Tapi kalau kamu tidak percaya “Alam yajidka yatiman fa awa” cobalah ingat kalau sekarang sedang susah coba ingat dulu bukankah saat kamu yatim aku yang merawat sampai kamu tidak merasakan kegelisahan itu. Kau lahir bapak tidak ada, aku cukupkan dengan Kakek, kakek meninggal Aku hadirkan ibu dan Paman disekitarmu, Ibu meninggal ada kakek, kakek meninggal ada paman dan hadijah hadir disekitaran mu. Bukankah aku rawat pada saat itu.
Wa wajadaka dallan fa hada kamu sedang bingung, sedang susah, bukankah sering aku berikan petunjuk kepadamu.
Wa wajadaka a'ilan fa agna kamu merasakan kesulitan lahir dalam keadaan yatim, tidak ada pendukung, maka kujadikan kaya. Bukankah saat kau menikah dengan Hadijah aku tambahkan lagi pendukung untuk misi dakwahmu.
Ini pesan dalam Alquran kalau anda sedang merasa susah, kalau ingin menenangkan diri, ingat-ingat yang baik-baik yang dulu. Kalau anda sedang jatuh dalam bisnis ingat-ingat saat anda meningkat dalam bisnis anda, Allah tidak pernah tinggalkan anda, mungkin ini ujian yang membuat anda lebih hebat lagi di masa depan. Kalau anda tidak tahan bantingan yang sekarang, bagaimana anda bisa mengatasi pelintiran yang akan datang, karena dalam kehidupan bukan cuma dibanting anda mungkin mengalami penyingkiran, penyungkuran, lipatan, guntingan, bantingan, macem-macem. Jikalau satu gaya belum bisa anda atasi, bagaimana anda bisa berharap mendapatkan turunan yang lainnya.
Selalu ingat bahwa jika hidup anda ingin tampil gaya, anda harus masakan tekanan dalam kehidupan. Karena F selalu berbanding lurus dengan P hukum Pascal nya. Gaya berbanding lurus dengan tekanan orang yang ingin tampil gaya dalam kehidupan, maka dia mesti siap menghadapi tantangan-tantangan hidup yang diatasi. Jikalau kamu sudah begini lagi jangan pernah kau membentak orang lain, jangan pernah merendahkan orang lain, karena Allah pun menjaga setiap hamba sepanjang ia mendekat kepadamu.
Saudaraku jika enggan membaca bisa lihat atau putar videonya pada link dibawah ini ya 👇

Komentar
Posting Komentar